Rabu, 02 Februari 2011

CERPEN DUNIA PENDIDIKAN


Jadi guru? kok bisa yaaa....
Dari tadi pagi Huda hanya tiduran di kamar, sambil membaca buku. Tiba-tiba hpnya berdering, ternyata dari Novy. Dia adalah teman sekelas Huda di kampus.
“Assalamu Alaikum.” Novy membuka percakapan mereka di Telpon.
“Wa Alaikum Salam. Ada apa Vy?’ tanya Huda. Ia penasaran, tidak biasanya Novy menelpon, karena walaupun mereka sekelas mereka jarang sekali berbincang-bincang.
“Da, ada lowongan kerja Jadi guru mau tidak?” Kata Novy
“Kerja jadi guru?” Huda mulai berpikir apakah ia akan menerima tawaran tersebut, karena tidak terbersit sedikitpun untuk menjadi seorang guru, apalagi kuliahnya baru saja selesai dan bukan dari jurusan Pendidikan.
“Huda, mau tidak?” suara Novy kembali terdengar dari balik telpon sana. Yang membuyarkan pikiran Huda.
“Iya, baiklah.” Huda menyetujui tawaran tersebut, walaupun dia masih merasa tidak yakin ia akan bisa.
Hari ini adalah hari pertama dia mengajar, dia mengajar sebagai guru sains di kelas 4 SD Citra Alam. Sekolahnya anak-anak kaum elit, mulai dari PNS, artis, pengusaha sampai pejabat pemerintah sekelas menteripun menyekolahkan anak mereka di sekolah itu. Hal itu menambah ketidak percayaannya, bukan karena ia tidak menguasai materi pelajaran, tapi dia belum pernah mengajar, jadi dia tidak memiliki pengalaman. Ia kadang sempat berpikir kenapa ia bisa menerima tawaran tersebut. Tapi nasi sudah menjadi bubur, maka ia harus menjalaninya, apalagi pihak sekolah selalu memberikan pelatihan-pelatihan buat guru baru.
Ia mulai masuk kelas, melihat murid-murid sudah duduk rapi siap dengan buku pelajaran mereka. Hatinya merasa senang karena apa yang ia khawatirkan dan ia bayangkan selama ini tidak terjadi. Dia langsung memulai pelajaran sains sampai kira-kira dua puluh lima menit ia menerangkan materi pelajaran.
“ah, saya bosen dengan bapak.” Tiba-tiba salah seorang murid berdiri dan berkata seperti itu, sambil berlalu beranjak dari tempat duduknya.
“saya juga pak.” Seorang murid berdiri lagi, dan seperti yang dilakukan murid sebelumnya, berlalu meninggalkan kelas, sampai ada sekitar delapan murid melakukan hal yang sama pula.
“Hai, siapa yang menyuruh keluar? Kembali!” Dengan nada yang lantang Huda menggedor meja lalu menunjukkan tangannya ke arah murid yang keluar tersebut. akhirnya mereka masuk, tapi walaupun akhirnya mereka masuk kembali mereka kelihatan malas-malasan dan wajah mereka terlihat cemberut.
“Siapa nama kamu?” tanya Huda dengan anak yang pertama keluar tadi dengan nada marah. Anak tersebut tidak menjawab, dia mengulangi lagi pertanyaanya.
“Bapak bertanya, siapa nama kamu.” Tapi anak itu tetap tidak bersuara,
“Naufal pak.” Teman disampingnya menjawab. Akhirnya bel tanda bergantinya pelajaran berbunyi. Wajah anak-anak seketika berubah menjadi ceria kembali, bahkan ada yang bersorak kegirangan. Huda segera merapikan buku dan menutup pelajaran tersebut.
Huda terdiam sejenak, ia memikirkan kejadian tadi, dia mengingat perkataan yang diucapkan oleh Naufal. “Saya bosan dengan bapak.” ia mengevaluasi cara mengajarnya, kenapa muridnya  sampai bosan dengan cara mengajarnya, dalam hatinya berkata. “ia tidak bosan dengan pelajaran sains, tapi dia bosan dengan aku, berarti ada yang salah dengan cara mengajarku.” Huda mencoba memposisikan dirinya andai kata ia jadi seorang murid, ia pun sependapat dengan apa yang di ucapkan oleh muridnya itu, bahwa cara mengajarnya sangatlah monoton dan membosankan.  Akhirnya dia membaca buku-buku mengenai metode cara mengajar yang efektif dan menyenangkan.
Keesokan harinya, karena kebetulan ia mendapatkan jam terakhir, ia mempergunakan waktunya untuk mempersiapkan metode yang akan digunakan nanti di kelas. 
“teng...” bel berdenting menunjukkan pergantian jam pelajaran. Kini Huda siap untuk memasuki kelas ia berharap kejadian  kemarin tidak berulang kembali. di depan kelas ia mendapati Naufal dan tiga temannya berada di luar kelas, tapi Huda hanya membiarkan mereka, karena ia merasa mungkin Naufal dan temannya belum mau mengikuti pelajarnnya. Dia menarik nafas dalam-dalam dan seraya melangkahkan kakinya masuk keruangan kelas.
“Assalamu alaikum, pagi anak-anak” sapa Huda mengawali pelajarannya.
“wa alaikum salam, pagi pak” jawab murid-murid.
“bagaimana kabarnya hari ini, baik?” dia mencoba mencairkan suasana yang terasa kaku.
“Baiklah anak-anak hari ini kita memulai pelajaran kita akan sambil bermain game, setuju?”
“setuju” anak-anak serempak menjawab.
Akhirnya gamepun dimulai, anak-anak merasa senang sekali bahkan meraka sangat antusias sekali. Huda sengaja mengkobinasikan game yang berisi denagan materi yang ia sampaikan saat ini. Mendengar suasana di dalam kelas kayaknya sangat mengasikkan, ada tawa ada canda dan terlihat seru sekali ketika Naufal dan temannya melihat dari kaca jendela, satu anak peranak mulai masuk termasuk Naufal. Mereka berjalan mendekati Huda.
“Pak, kami mau minta maaf atas sikap kami kemarin, dan kami sangat menyesali itu, sekarang bolehkah kami ikut pelajaran bapak lagi?” Mereka meminta untuk diizinkan mengikuti pelajaran.
“oh... tentu dong sayang, bapak bahkan senang sekali kalau kamu dan teman-temanmu mau mengikuti palajaran bapak.” Hati Huda kini merasa bahagia, bahkan dalam hatinya ia sangat berterima kasih karena berkat Naufal kini ia tahu bagaimana cara mengajar yang efektif dan menyenangkan.
“Silahkan ke tempat dudukmu!!!” Huda mempersilahkan mereka duduk dan mengizinkan mereka untuk mengikuti pelajaran tersebut. Mereka terlihat sangat menikmati pelajaran tersebut, tidak seperti hari kemarin.
Satu jam berlalu, Bel tanda berekhirnya pelajaran telah berbunyi, kini waktu pulang telah tiba. Anak-anak mulai merapikan buku dan alat tulis masing-masing. Mereka kemudian berdo’a dan satu-persatu mereka semua berpamitan dengan Huda sambil mencium tangannya. Setelah semuanya pulang, kemudian ia duduk di kursi sambil menghela nafas, “huffttt...” hari ini perasaan Huda benar-benar lega. Ia berpikir dalam hatinya.
“Bagaimana ceritanya, sampai aku jadi seorang guru, kok bisa yaa...?”

OLEH: K' HUDA AIZU HIKARU





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TULIS PESAN ANDA DISINI, THANK'S...